Sirkulasi Darah Jantung & Otak

Penyakit jantung, stroke, dan arterial perifer merupakan salah satu penyakit yang mematikan. Di seluruh dunia, jumlah penderita penyakit ini terus bertambah. Ketiga kategori penyakit ini tidak lepas dari gaya hidup yang kurang sehat seiring dengan berubahnya pola hidup.

Faktor-faktor pemicu serangan jantung antara lain rokok, makanan berkolestrol tinggi, kurang gerak, malas berolahraga, stres, dan kurang istirahat.

Faktor-faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner

Bagi pria yang memasuki usia 45 tahun, sangat penting untuk menyadari kerentanan mereka terhadap penyakit ini dan mengambil tindakan positif untuk mencegah datangnya penyakit jantung.
Bagi wanita yang memasuki usia 55 tahun atau mengalami menopause dini (sebagai akibat operasi), mereka mulai menyusul pria dalam hal risiko penyakit jantung.

1. Riwayat penyakit jantung dalam keluarga
Sering merupakan akibat dari profil kolesterol yang tidak normal.

2. Diabetes
Kebanyakan penderita diabetes meninggal bukanlah karena meningkatnya level gula darah, namun karena komplikasi jantung.
Untuk informasi selengkapnya mengenai penyakit Diabetes Mellitus, klik di sini

3. Merokok
Risiko penyakit jantung dari merokok setara dengan 100 pon kelebihan berat badan. Jadi tidak mungkin menyamakan keduanya.

4. Tekanan Darah Tinggi (hipertensi)
Penyakit darah tinggi atau yang biasa dikenal sebagai penyakit Hipertensi adalah suatu penyakit dimana seorang penderitanya mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal (tekanan darah tinggi). Hipertensi merupakan salah satu faktor penyebab stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal.
Tekanan darah tinggi yang terus menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja extra keras, akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh darah jantung, ginjal, otak dan mata. Penyakit ini merupakan penyebab umum terjadinya stroke dan serangan jantung (Heart attack).

Sebagian penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala dapat terjadi secara bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi namun bisa saja bukan merupakan gejala hipertensi, seperti sakit kepala, pendarahan dari hidung (mimisan), pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan.

Gejala diatas adalah gejala umum tapi tidak dapat dijadikan sebagai patokan bahwa seseorang yang mengalami gejala tersebut menderita penyakit darah tinggi karena kenyataannya gejala yang telah disebutkan tadi juga dapat dialami pada seseorang yang memiliki tekanan darah normal. Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala kenaikan tekanan darah karena memang sifat tekanan darah itu senantiasa berubah-ubah dari jam ke jam.

Pada penderita hipertensi yang berkategori berat , menahun dan belum menjalani pengobatan dan perawatan maka dapat timbul gejala sebagai berikut: sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan mata menjadi kabur karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal. Terkadang penderita mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensi yang memerlukan penanganan segera.

Penyebab hipertensi, dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Hipertensi primer
Hipertensi yang tidak disebabkan oleh adanya gangguan organ lain seperti ginjal dan jantung, disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti :
– Pola hidup yang tidak sehat dan seimbang
– Faktor genetik / keturunan
– Pola makan tidak sehat yang kurang memperhatikan kandungan lemak terhadap makanan yang dikonsumsi
– Aktivitas yang rendah / kurang gerak dan jarang berolahraga
– Obesitas / kegemukan
– Kebiasaan merokok, mengkonsumsi minuman beralkohol dan kafein
– Sebagian besar hipertensi primer disebabkan oleh faktor stress karena stress cenderung menaikkan tekanan darah untuk sementara waktu.

2. Hipertensi sekunder
Hipertensi yang disebabkan oleh gangguan pada fungsi organ, seperti :
– Adanya perubahan pada organ jantung dan pembuluh darah yang menyebabkan meningkatnya tekanan darah
– Gangguan ginjal, diabetes, endokrin, kekakuan dari aorta
– Feokromositoma yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (naradneralin)
– Kelainan hormonal

5. Kegemukan (Obesitas)
Obesitas tengah (perut buncit) adalah bentuk dari kegemukan. Semua orang gemuk cenderung memiliki risiko penyakit jantung, apalagi orang dengan obesitas tengah.
Untuk informasi selengkapnya mengenai Penyakit Obesitas, klik di sini

6. Gaya Hidup Buruk
Gaya hidup yang buruk merupakan salah satu penyebab penyakit jantung dan menggantinya dengan kegiatan fisik merupakan salah satu langkah paling radikal yang dapat diambil.

7. Stress
Banyak penelitian yang sudah menunjukkan bahwa bila menghadapi situasi yang tegang, dapat terjadi arithmia jantung yang membahayakan jiwa.

8. Kolesterol Tinggi
Kolesterol tinggi sering dijuluki ‘silent killer’ karena sering tak bergejala tapi berakibat fatal. Namun dalam beberapa kasus, kolesterol tinggi juga dapat menunjukkan gejala pada tubuh.
Berikut beberapa gejala yang paling sering didapati pasien kolesterol tinggi antara lain:
– Berat di kepala dan pegal-pegal akibat dari kurangnya oksigen.
– Kesemutan. Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan aliran darah menjadi kental sehingga oksigen menjadi berkurang.
– Timbunan lemak di atas kelopak mata. Biasanya timbunan ini mengandung kadar trigliserida (molekul asam lemak) yang tinggi. Namun hal ini hanya terjadi pada sebagian kecil orang saja.
– Mudah lelah. Ketika plak terbentuk di dinding arteri, dapat menyebabkan atherosclerosis, penyakit jantung koroner (PJK), dan penyakit mikrovaskuler koroner atau coronary microvascular disease (CMD).
– Sakit kepala. Kolesterol yang tinggi dalam darah memicu terjadinya penimbunan plak-plak di pembuluh darah arteri sehingga menyebabkan terjadinya artherosclerosis. Kondisi ini membuat arteri akan menyempit dan membuat aliran darah ke kepala dan otak berkurang.
– Kaki bengkak. Kaki merupakan organ tubuh yang paling jauh dari jantung. Ketika pembuluh darah menyempit dan asupan oksigen berkurang, maka yang paling sedikit mendapatkan darah adalah kaki.
– Mudah mengantuk. Hal ini terjadi karena kurangnya asupan oksigen ke otak akibat pembuluh darah yang menyempit karena adanya timbunan lemak akibat kolesterol.

Penyempitan & Pengerasan Pembuluh Nadi (Arteriosclerosis & Atherosclerosis)
Arteriosclerosis (mengerasnya arteri) yaitu penimbunan kalsium secara bertahap pada dinding arteri sehingga menghalangi aliran darah ke sel-sel tubuh. Sedangkan atherosclerosis yaitu pengumpulan / penimbunan kolesterol atau lemak pada dinding arteri. Arteriosclerosis maupun Aterosclerosis dapat menyebabkan arteri mengalami kerusakan terutama pada organ aorta, jantung, hati, otak serta pembuluh-pembuluh darah lainnya pada seluruh tubuh begitu juga kaki dan tangan.

Berbagai penyakit/gangguan kesehatan yang ditimbulkan oleh atherosclerosis maupun arteriosclerosis, yaitu: kehilangan penglihatan, katarak, kedinginan dan rasa sakit pada ujung-ujung tangan dan kaki, ganggren (bagian tubuh mati/tidak merasakan apa-apa), daya ingat menurun, pikiran kacau. Kejadian yang lebih parah adalah bila penyumbatan terjadi di jantung atau di otak yang dapat mengakibatkan penyakit jantung koroner dan stroke yang bisa berakhir dengan kematian. Secara umum gangguan pembuluh darah akan mempengaruhi fungsi jantung dan otak dan berakibat pada banyak penyakit yang akan ditimbulkannya serta akan mempersulit proses penyembuhan dari suatu penyakit.

Faktor-faktor yang mendorong atherosclerosis adalah kegemukan, kurang gerak (olah raga), hipertensi, merokok, faktor keturunan, stress dan diet dengan gizi yang tidak seimbang, konsumsi gula, karbohidrat yang berlebihan.
Gejala-gejala atherosclerosis dapat dikenali dari keadaan hipertensi, kram atau kelumpuhan otot-otot perasaan tertekan, dada terasa sesak dan rasa sakit yang menyebar dari bagian dada lengan kiri dan bahu. Bila menyumbat arteri di otak dapat menyebabkan mati rasa secara tiba-tiba, sulit bicara, dan lumpuh sebagian tubuh.

Jantung Bocor
Adalah suatu kondisi dimana terdapat lubang pada sekat jantung akibat kelainan struktur jantung. Umumnya, penyakit jantung bocor merupakan penyakit bawaan sejak lahir. Pada jantung bocor terjadi percampuran antara darah kotor dan darah bersih. Inilah yang membuat jantung tidak bisa berfungsi secara normal.

Beberapa gejala jantung bocor bisa dilihat dari kondisi berikut: mudah lelah, nafas pendek, sering batuk, khususnya di malam hari, dada berdebar kencang, buang air kecil terlalu sering, sering merasa sakit di dada, sesak nafas, mudah pingsan, dan sering pusing.

Leave a comment