Pencernaan

Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung, usus dua belas jari (duodenum) bagian pertama, kedua dan ketiga, usus kosong (jejunum),usus penyerap (ileum), usus besar (kolon), kolon sigmoid, dan rektum.

Beberapa penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan antara lain:
1. Disentri
Disentri adalah radang usus yang menimbulkan gejala meluas, antara lain: buang air besar dengan tinja berdarah, diare encer dengan volume sedikit, buang air besar dengan tinja bercampur lendir(mucus), dan nyeri saat buang air besar (tenesmus)

Transmisi : fecal-oral, melalui makanan / air yang terkontaminasi dan person-to-person contact.

Bakteri penyebab disentri yang terpenting dan tersering (± 60% kasus disentri) dirujuk serta dapat mengancam jiwa adalah Shigella. Bakteri lain adalah Escherichia coli enteroinvasif (EIEC), Salmonella, Campylobacter jejuni (terutama pada bayi), sedangkan disentri amoeba disebabkan Entamoeba hystolitica dan lebih sering pada anak usia >5 tahun.

2. Mikrospridiosis
adalah infeksi usus oportunistik yang menyebabkan diare dan terjadi pada orang yang terkena HIV/AIDS. Mikrospridiosis disebabkan oleh spesies berbeda mikrosporidia, grup protozoa parasit. Pada individu yang terinfeksi HIV, mikrospridiosis umumnya muncul ketika jumlah sel T CD4+ berada dibawah 100.

3. Kolitis (Radang Usus Besar)
Gejalanya antara lain rasa nyeri, demam, bengkak pada jaringan usus besar, berdarah, erithema permukaan usus besar, pendarahan rektal dan ulserasi usus besar.

4. Wasir / Ambeien
(Bahasa Inggris atau Latin disebut Hemorrhoid dan dalam bahasa kedokteran disebut Piles) adalah penyakit atau gangguan pada anus dimana Sphinchter Ani atau bibir anus, mengalami pembengkakan yang kadang-kadang disertai pendarahan. Wasir dapat disebabkan pula oleh kesalahan dalam melakukan gerakan pada olahraga tertentu misalnya angkat beban atau olahraga pernapasan, terlalu banyak duduk atau berdiri, faktor genetika (keturunan), mengejan terlalu keras saat buang air besar (biasanya akibat konstipasi). Pada umumnya, wasir lebih rawan terjadi pada wanita karena wanita lebih sering mengalami pelebaran pembuluh balik atau pembuluh vena (misalnya saat menstruasi atau hamil) dibandingkan pria.

Cara terbaik untuk mencegah wasir adalah menjaga tinja tetap lunak sehingga dapat keluar dengan mudah, olahraga, termasuk berjalan, dan meningkatkan kandungan serat dalam diet sehingga dapat membantu mengurangi sembelit dan mengejan dengan menghasilkan tinja yang lebih lembut dan lebih mudah untuk keluar.

5. Konstipasi / Sembelit
Kelainan pada sistem pencernaan di mana seseorang mengalami pengerasan tinja yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan menyebabkan kesakitan yang hebat pada penderitanya. Konstipasi yang cukup hebat disebut juga dengan obstipasi yang dapat menyebabkan kanker usus dan berakibat fatal bagi penderitanya.

6. Diare
(BM = diarea; Inggris = diarrhea) adalah sebuah penyakit di mana tinja atau feses berubah menjadi lembek atau cair yang biasanya terjadi paling sedikit tiga kali dalam 24 jam. Di negara berkembang, diare adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan membunuh lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.

7. Maag / Radang Lambung / Tukak Lambung
Gejala penyakit yang menyerang lambung dikarenakan terjadi luka atau peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan perih pada perut.

Penyebabnya bisa karena penderita makan secara tidak teratur, terdapat mikroorganisme yang merugikan, mengonsumsi obat-obatan tertentu, alkohol, pola tidur yang tidak teratur dan stress. Maag juga bisa terjadi apabila penderita terlambat makan, kemudian pada waktu makan penderita makan dengan porsi yang terlalu banyak. Bagi penderita yang sudah parah, penyakit tersebut sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.

8. Tifus
Tifus disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang berasal dari makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi bakteri tersebut dari kotoran orang yang sebelumnya terkena tifus. Berikut 5 gejala khas pada penyakit tifus: sakit perut, mual dan muntah, perubahan pola BAB, demam atau badan panas, denyut nadi melambat, dan lidah berwarna putih. Gejala klinis pada anak-anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Tetapi bisa hanya 4 hari, jika terinfeksinya melalui kuman yang ada di makanan.

Penyakit tifus yang tidak tertangani dengan baik, atau diketahui dalam keadaan sudah parah dapat menimpulkan komplikasi yang cukup berbahaya, baik di usus maupun di organ selain usus. Misalnya terjadi perdarahan usus, atau bahkan usus bisa berlubang. Sementara pada organ di luar usus dapat menimbulkan komplikasi pada sistem peredaran darah, gangguan paru, ginjal, hati, dan juga sistem kesadaran.

9. Kanker yang berhubungan dengan organ pencernaan
A. Tumor Esofagus
Keluhan yang ditimbulkan biasanya susah menelan, nyeri dan penurunan berat badan.
B. Tumor Lambung
97% tumor lambung merupakan tumor ganas. Gejala yang dialami menyerupai maag sehingga sering disangka sakit maag biasa. Namun apabila gejala maag sering dialami disertai tinja berwarna hitam dan mengalami penurunan berat badan, ada baiknya untuk segera memeriksa kemungkinan adanya kanker. Hampir 60% sel kanker lambung kemudian menyebar ke pembuluh getah bening.
C. Tumor Usus Halus
Tumor usus halus jarang ditemui dan gejalanya juga tidak begitu jelas. Biasanya yang sering dialami adalah usus terasa nyeri dan penurunan berat badan.
D. Kanker Usus Besar atau Kolon
Kanker kolon yang menerang hingga ke anus atau rektum sering disebut dengan kanker kolorektal. Gejala-gejalanya antara lain adalah sering sulit buang air besar, tinja berdarah atau kecil-kecil, berat badan turun, nyeri pada perut dan anemia sehingga pasien terlihat pucat. Gejala kanker kolorektal sering disalahartikan dengan gejala Ambeien.

Jika kanker terdapat di bagian anus dan sudah memasuki stadium 3 ke atas, maka anus harus dibuang.

10. Dispepsia
Dispepsia merupakan  suatu sindroma (kumpulan gejala) yang mencerminkan gangguan saluran cerna. Kumpulan gejala tersebut adalah rasa tidak nyaman, mual, muntah, nyeri ulu hati, bloating (lambung merasa penuh/sebah), kembung, sendawa, cepat kenyang, perut keroncongan (borborgygmi) hingga kentut-kentut. Beberapa kebiasaan yang bisa menyebabkan dispepsia adalah menelan terlalu banyak udara. Keadaan itu bisa membuat lambung merasa penuh atau bersendawa terus. Kebiasaan lain adalah merokok, konsumsi kafein (kopi), alkohol, atau minuman yang sudah dikarbonasi (softdrink), atau makanan yang menghasilkan gas (tape, nangka, durian). Begitu juga dengan jenis obat-obatan tertentu, seperti suplemen besi/kalium, anti-nyeri tertentu, antibiotika tertentu, dan anti-radang.

Yang paling sering dilupakan orang adalah faktor stres/tekanan psikologis yang berlebihan. Pada pasien diabetes pun dapat mengalami dispepsia karena gerakan lambungnya mengalami gangguan akibat kerusakan saraf.

11. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) / Penyakit Refluks Asam Lambung
Penyakit akibat aliran balik (refluks) atau naiknya asam lambung beserta makanan yang diurainya dari lambung hingga ke kerongkongan. Hal ini terjadi karena katup pembatas antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi dengan baik serta adanya kelainan gerakan usus. Faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan risiko naiknya asam lambung diantaranya cokelat, kopi, alkohol, makanan pedas, asam, dan berlemak; obat-obatan misalnya acetylsalicylic acid; obesitas, merokok, pengosongan lambung yang lambat, serta kondisi medis seperti hernia hiatus, sindrom Zollinger-Ellison, hiperkalsemia, dan lain-lain.

Gejala yang dapat timbul antara lain rasa panas terbakar di dada, sendawa, muntah, nyeri di ulu hati, batuk kronis, suara serak, radang tenggorokan, nyeri dada, erosi gigi, kehilangan nafsu makan, tersedak, dan kesulitan menelan makanan.

12. Irritable Bowel Syndrome (IBS) / Sindrom Iritabilitas Usus
Penyebab gangguan pencernaan ini belum diketahui secara pasti, diperkirakan karena adanya gangguan fungsi usus, gangguan toleransi pola makan, dan gangguan sistem saraf usus. Gejala gangguan pencernaan ini meliputi nyeri perut atau rasa tak nyaman di perut selama waktu 3 bulan atau 12 minggu dalam kurun waktu 1 tahun terakhir. Jadi, Irritable Bowel Syndrome bersifat kronis atau kambuhan.

Biasanya nyeri akan membaik setelah buang air besar, terjadi perubahan pola buang air besar (menjadi lebih sering atau lebih jarang), dan terjadi perubahan bentuk tinja (menjadi lebih lembek/cair atau lebih keras). Tanda-tanda lain adalah rasa tidak nyaman sewaktu buang air besar. Penderita juga sering mengeluarkan mukus (ingus) saat buang air besar juga kembung atau rasa sebah di sekitar lambung.

13. Penyakit Crohn (Crohn’s Disease)
Adalah peradangan menahun pada sepanjang saluran pencernaan mulai dari mulut sampai anus yang umumnya terjadi pada kelompok usia 15- 35 tahun. Biasanya yang terkena adalah beberapa bagian yang terpisah-pisah berupa lesi. Penyakit Crohn diduga disebabkan oleh gangguan imun tubuh atau faktor-faktor autoimun. Ada juga kemungkinan disebabkan oleh infeksi virus pada RNA. Bila penyakit ini tidak diatasi, lama-kelamaan akan memburuk dan meningkatkan resiko kejadian kanker.

Gejala yang menandai penyakit ini adalah rasa sakit perut yang berulang-ulang, diare dengan/tanpa darah atau konstipasi, berat badan menurun, muntah, kadang-kadang suhu badan naik, kemungkinan anemia, pendarahan dan kadang-kadang muncul hiperoksaluria (tinggi kadar oksalat dalam urin) dan adanya batu oksalat di saluran kemih

14. Barrett Esophagus
Adalah suatu kondisi di mana warna dan komposisi dari dinding sel lebih rendah dibandingkan dinding kerongkongan, biasanya karena paparan berulang terhadap asam lambung. Barrett esophagus yang paling sering didiagnosis pada orang yang memiliki penyakit reflux jangka panjang (GERD). Barrett esophagus dapat meningkatkan risiko kanker kerongkongan.

Leave a comment