Kebidanan & Kandungan

1. Mioma
(Bahasa Inggris: uterine myoma)Adalah tumor jinak pada dinding rahim. Mioma juga disebut myom, tumor otot rahim atau tumor fibroid, karena berasal dari sel jaringan fibro. Sebagian penyakit ini ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin. Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid, rasa nyeri, penekanan pada organ di sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya, gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, dan gangguan ginjal. Pasangan suami istri sering kali sulit untuk punya anak (infertilitas) disebabkan gangguan pada tuba, gangguan implantasi pada endometrium, penyumbatan, dsb. Mioma Uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran.

2. Kanker Leher Rahim
Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Penyakit ini merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.
Human Papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini, seperti merokok, kurangnya asupan vitamin (C&E) serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan, dan melakukan hubungan intim pada usia dini. Faktor lain adalah adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat lama, dan terlalu sering melahirkan.
Ciri-ciri berikut bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan yang mengidap gejala kanker serviks:
1. Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering mengalami perdarahan.
2. Mengalami keputihan yang tidak normal
3. Sering merasakan sakit pada daerah pinggul
4. Mengalami sakit saat buang air kecil
5. Pada saat menstruasi, darah keluar dalam jumlah banyak dan berlebih

3. Kista
Kista merupakan benjolan yang berisi cairan yang berada di indung telur. Penyakit ini sebenarnya merupakan penyakit tumor jinak, karena kebanyakan penanganannya tidak melalui operasi besar. Penyakit kista juga dapat dikatakan penyakit degeneratif atau keturunan. Anda dapat mencegah timbulnya penyakit kista dengan gaya hidup sehat.
Beberapa gejala timbulnya penyakit kista adalah rasa nyeri sewaktu haid, nyeri perut bagian bawah, sering merasa ingin buang air besar atau kecil, dan pada keadaan yang sudah lanjut dapat teraba benjolan pada daerah perut.

4. Keputihan
Keputihan/Fluor Albus adalah sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Penyebab keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau parasit. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.

5. Dismenore / Nyeri Haid
Adalah nyeri hebat yang dirasakan pada saat haid sehingga penderitanya tidak dapat beraktivitas secara normal. Gejala-gejalanya antara lain dapat berupa: Kram atau nyeri pada daerah perut atau punggung bagian bawah, Rasa nyeri seperti tertarik pada daerah paha bagian dalam, Diare, Nausea (mual), Vomiting (muntah), Sakit kepala, dan Pusing

Selama periode haid, uterus (rahim) mengalami kontraksi. Otot-otot pada uterus akan berkontraksi pada saat prostaglandin dihasilkan. Prostaglandin adalah zat kimia yang dihasilkan oleh dinding uterus. Sesaat sebelum terjadinya haid, kadar prostaglandin akan meningkat dan pada saat awal terjadinya haid, prostaglandin berada dalam kadar yang tinggi. Pada saat mulai terjadi haid maka kadar prostaglandin kemudian akan menurun. Hal inilah yang menyebabkan nyeri haid cenderung dirasakan berkurang setelah beberapa hari pertama terjadi haid.

6. Endometriosis
Radang yang terkait dengan hormon estradiol/estrogen berupa pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai perambatan pembuluh darah, hingga menonjol keluar dari rahim (pertumbuhan ectopic) dan menyebabkan pelvic pain. Endometriosis dikatakan terkait dengan estrogen sebab perkembangan dan gejala yang ditimbulkan akan hilang seiring datangnya menopause.

Gejalanya antara lain: nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul, menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi), kemandulan, dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual), pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.

7. Kanker Payudara
Kanker pada jaringan payudara ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Gejala klinis kanker payudara dapat berupa: Benjolan pada payudara, Erosi atau eksema puting susu, dan Keluarnya cairan (Nipple discharge)

Penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya: faktor reproduksi, penggunaan hormon, penyakit fibrokistik, obesitas, konsumsi lemak, radiasi, riwayat keluarga dan faktor genetik

8. Amenore / Tidak Ada Menstruasi
Istilah ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).

Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas  gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB, dan kista ovarium.

9. Sindrom Pramenstruasi (PMS)
Sindrom pramenstruasi (PMS) adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai.

Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan antara lain: payudara menjadi lembut dan bengkak, depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing), tidak tertarik seks (libido menurun), jerawat berkala, perut kembung atau kram, sakit kepala atau sakit persendian, sulit tidur, sulit buang air besar (BAB)

10. Menoragia / Pendarahan Haid yang Berlebihan
Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia. Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah. Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim.

11. Perdarahan Abnormal
Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi) antara lain: pendarahan di antara periode menstruasi, pendarahan setelah berhubungan seks, perdarahan setelah menopause
Perdarahan abnormal disebabkan oleh banyak hal. Masalah serius seperti fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal. Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur.

12. Preeklamsia
Adalah gangguan multisistem spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan hipertensi (tekanan darah tinggi) dan proteinuria (adanya protein dalam urin). Preeklamsia terjadi pada usia kehamilan di atas 20 minggu. Eklamsia didefinisikan sebagai preeklamsia yang diikuti dengan kejang.

Penyebab timbulnya preeklamsia tidak diketahui. Di bawah ini beberapa faktor risiko preeklamsia: ibu obesitas, usia ibu 35 tahun, riwayat preeklamsia pada keluarga, preeklamsia pada kehamilan sebelumnya, hipertensi, diabetes mellitus, kehamilan kembar, infeksi saluran kemih, dll

13. Penebalan Dinding Rahim (Hiperplasia endometrium)
Endometrium adalah lapisan rahim, yang tumbuh dan menebal setiap bulan pada wanita dewasa secara seksual. Lolos keluar selama periode menstruasi, jika tidak ada terjadinya kehamilan. Semua perubahan pada lapisan rahim disebabkan oleh hormon wanita, estrogen dan progesteron. Estrogen membangun atau mengental lapisan rahim, dan progesteron kontrol pertumbuhan.
Penyebab penebalan dinding rahim yaitu ketidakseimbangan antara hormon (tingkat estrogen yang tinggi dan rendahnya tingkat progesteron) yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak biasa atau yang berlebihan di lapisan kelenjar dalam rahim (endometrium hiperplasia). Jika tidak diobati dan dikendalikan, sel-sel yang melapisi menjadi abnormal, yang dapat menyebabkan kanker rahim. Berbagai alasan mengapa ketidakseimbangan dapat terjadi antara lain: menopause, siklus menstruasi tidak teratur, sejarah, obesitas, diabetes, kondisi ovarium, dan dalam beberapa kasus akibat terapi penggantian hormon (HRT).

Gejala Penebalan Rahim
Penebalan dinding rahim tidak dapat dilihat secara fisik. Gejala yang umum yaitu nyeri perut bagian bawah, spotting atau perdarahan antara periode menstruasi, keputihan yang berlebihan, dan / atau menstruasi berat dan / atau berkepanjangan. Gejala ini tidak boleh diabaikan.

Leave a comment